Cegah Ancaman PHK Massal Akibat Tarif Resiprokal AS, Bea Cukai Batam Gelar Audiensi dengan Pelaku Usaha

Batam24.com l Batam, 17 April 2025 – Bea Cukai Batam menginisiasi langkah antisipatif dengan menggelar audiensi bersama perwakilan 30 perusahaan di Batam. Kegiatan ini bertujuan untuk merespons dampak potensial dari penerapan tarif resiprokal oleh Amerika Serikat terhadap mitra dagangnya, termasuk Indonesia.
Audiensi yang berlangsung di Aula Lantai 3 Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe B Batam ini dihadiri oleh pelaku usaha dari berbagai sektor, khususnya yang bergerak dalam kegiatan ekspor-impor ke Amerika Serikat.
Kepala Bidang Bimbingan Kepatuhan dan Layanan Informasi, Evi Octavia, menyampaikan bahwa kebijakan tarif resiprokal AS, yang mencapai 32%, berpotensi memengaruhi sejumlah aspek bisnis, termasuk peningkatan volume dan tenggat waktu pengiriman dalam jangka 90 hari sebelum tarif diberlakukan, fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, hingga ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) massal dan penurunan penerimaan pajak.
“Melalui audiensi ini, kami membuka ruang diskusi untuk mendengar langsung tantangan yang dihadapi para pelaku usaha serta merumuskan langkah konkret dalam menjaga stabilitas ekonomi di Batam,” jelas Evi.
Sebagai bentuk komitmen, Bea Cukai Batam akan memperluas cakupan Program EPIC 100, yaitu program percepatan layanan kepabeanan yang sebelumnya diperuntukkan bagi 100 perusahaan. Program ini kini akan dioptimalkan untuk mendukung perusahaan yang terlibat dalam ekspor-impor ke AS, demi mendorong efisiensi logistik dan peningkatan daya saing.
Permasalahan yang belum mendapatkan solusi akan dikompilasi dan diteruskan ke tingkat yang lebih tinggi agar diperoleh kebijakan yang tepat dan komprehensif.
“Kegiatan ini mencerminkan peran Bea Cukai sebagai trade facilitator dan industrial assistance dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Kami mendorong pelaku usaha untuk tetap patuh pada peraturan yang berlaku dan menjauhi praktik-praktik berisiko. Sinergi antara Bea Cukai dan dunia usaha menjadi kunci bagi ketahanan Batam sebagai pusat perdagangan di tengah tantangan global,” tutup Evi.
(Rara)