Kapolsek Sekupang Sigap Tangani Kasus Penipuan dan Penggelapan di Tiban Indah

Batam24.com l Batam – Tokoh masyarakat yang juga Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerakan Nasional Anti Narkotika (Granat) Provinsi Kepri, Syamsul Paloh, dijumpai awak media di Geudong Kopi pada Sabtu, 22 Februari 2025, terkait laporan kasus penipuan dan penggelapan yang terjadi di wilayah tersebut.
Syamsul Paloh, sebagai pemilik lahan dan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Gerakan Nasional Anti Narkotika (Granat) Provinsi Kepri, menyampaikan kepada awak media apresiasinya terhadap Kapolsek Sekupang yang sigap dan cepat menangani kasus mafia tanah yang melibatkan 16 korban, dengan pelaku yang diduga berinisial AL. Begitu laporan diterima, Kapolsek Sekupang langsung memerintahkan anggotanya turun ke lapangan untuk mengamankan pelaku yang berinisial AL.
Ketua Gilbran Center Kepri, Parlin Purba, menyatakan bahwa kejadian ini menjadi perhatian serius, terutama dalam upaya penegakan hukum di wilayah Sekupang. Ia menuturkan bahwa saat kejadian, laporan segera ditindaklanjuti oleh pihak kepolisian, menunjukkan kesigapan aparat dalam menanggapi laporan masyarakat.
Kapolsek Sekupang, Kompol Benhur Gultom, SE, MM, saat dikonfirmasi awak media pada Sabtu, 22 Februari 2025, di kantor Polsek Sekupang, dalam wawancara yang juga dihadiri Ketua Gilbran Center serta tokoh masyarakat yang juga Ketua Granat DPD Kepri, didampingi oleh Dian Harianto selaku RT 001 RW 007 Tiban Indah, membenarkan kejadian tersebut. “Iya memang betul, pelaku berinisial AL dan jumlah korban awalnya 12 orang, kini bertambah menjadi 16 orang,” ujar Kapolsek.
Kasus ini saat ini masih dalam proses penyelidikan lebih lanjut oleh pihak kepolisian untuk memastikan keadilan bagi para korban. Apakah di balik pelaku AL ini ada keterlibatan pihak-pihak lain, maka itu sudah menjadi ranahnya kepolisian untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. Syamsul Paloh juga menegaskan bahwa kasus ini termasuk dalam mafia lahan yang menipu masyarakat, di mana uang hasil penipuan masuk ke rekening istri pelaku. Sampai saat ini, belum jelas ke mana aliran dana tersebut digunakan. Sementara itu, Syamsul Paloh berharap aparat penegak hukum terus bersikap tegas dalam menangani kasus-kasus serupa demi menjaga keamanan dan ketertiban di masyarakat. (Rara)