Pakar Ekonomi: Belum Saatnya Indonesia Cabut Subsidi BBM

Pakar Ekonomi: Belum Saatnya Indonesia Cabut Subsidi BBM

Pakar Ekonomi: Belum Saatnya Indonesia Cabut Subsidi BBM
Pakar Ekonomi: Belum Saatnya Indonesia Cabut Subsidi BBM
Pakar Ekonomi: Belum Saatnya Indonesia Cabut Subsidi BBM

BATAM24.COM // Nasional - Wacana pemerintah Indonesia untuk mencabut atau mengurangi subsidi BBM ikut mendapat sorotan dari ekonom John Hopkins University.

Dikutip dari VOA Indonesia, pada Rabu 31 Agustus 2022, Pakar Ekonomi John Hopkins University Steve Hanke, mengatakan saya tahu ini topik sensitif, cara terbaik untuk menghapus (subsidi) adalah ketika harga BBM rendah, tidak ketika harganya tinggi.

Steve Hanke sempat menjadi penasehat ekonomi Presiden Suharto pada akhir tahun 1990an, saat rencana pengurangan subsidi memicu gelombang demo.

Menurutnya, pencabutan atau pengurangan subsidi kali ini sebaiknya menunggu hingga harga minyak mencapai titik terendah dan Indonesia juga perlu memperhatikan penyebab inflasi lainnya.

"Pada suplai uang yang diedarkan oleh Bank Indonesia, ini tidak ada hubungannya dengan harga bensin. Tingkat inflasi hanya 4,94 persen, ini merupakan salah satu terendah di dunia, tidak banyak di Jepang 2,6 persen, Swiss 3,4 persen dan Tiongkok 2,7 persen," ujar Steve Hanke.

Bank Indonesia menargetkan laju inflasi 3,3 persen. Berdasarkan perhitungan Departemen Keuangan Republik Indonesia bila subsidi tidak dikurangi, khususnya untuk jenis solar dan pertalite, maka anggaran subsidi energi dalam APBN 2022 bisa membengkak dari 170 triliun rupiah menjadi 502 triliun rupiah. Peningkatan hampir 3 kali lipat, tapi Steve Hanke dan pengamat lainnya menilai penghematan anggaran bisa dilakukan bukan dengan mengurangi anggaran subsidi. (red)