Ribuan Pendukung Capres di Brazil Menyerbu Gedung DPR, MA dan Istana Presiden

Ribuan Pendukung Capres di Brazil Menyerbu Gedung DPR, MA dan Istana Presiden

Ribuan Pendukung Capres di Brazil Menyerbu Gedung DPR, MA dan Istana Presiden
Ribuan Pendukung Capres di Brazil Menyerbu Gedung DPR, MA dan Istana Presiden
Ribuan Pendukung Capres di Brazil Menyerbu Gedung DPR, MA dan Istana Presiden

Batam24.com || Brazil - Ribuan pendukung calon presiden (Capres) yang kalah pemilu di Brazil melakukan aksi di gedung DPR, MA dan Istana Presiden di ibukota Brasilia, pada Minggu (11/1/2023).

Terjadi pengrusakan yang dilakukan massa aksi dengan merusak jendela, mengobrak-abrik furnitur dan memaksa masuk ke dalam gedung bersejarah.

Presiden Brazil, Luiz Inacio Lula da Silva mengatakan, mereka adalah fasis, mencerminkan perilaku yang mengerikan. Mereka pelaku vandalisme, yang merusak semua yang ada di depan mata. Semua yang terlibat harus ditemukan dan dihukum. "Demokrasi menjamin hak kebebasan namun juga mensyaratkan penghormatan institusi," ujarnya.

Peristiwa ini mengingatkan dengan situasi AS pada pengesahan pilpres Januari 2021 yang lalu dimana gedung DPR AS diserbu Pendukung petahana Donald Trump yang kalah pada pemilu.

Analis The Center for American Progress, Dan Restrepo mengatakan, sayangnya ini familiar untuk warga Amerika. Ada presiden sayap kanan yang tak terima hasil pemilu di kasus Brazil adalah Jair Bolsonaro, yang kemudian keluar dari Brazil beberapa hari sebelum inaugurasi presiden Lula da Silva pada 1 Januari. Sekarang pendukungnya melakukan upaya kudeta.

Dilansir dari VOA Indonesia melalui Jurnalis VOA-New York, NY, Rendy Wicaksana, pada Rabu (11/1/2023), mengatakan saat serangan berlangsung Jair Bolsonaro diketahui tengah berada di Florida, AS. Belakangan ia diberitakan tengah dirawat akibat perutnya yang sempat luka akibat ditusuk saat ia berkampanye pada pemilu Presiden Brazil lalu. Melalui akun twitternya Jair Bolsonaro mencuit bahwa dirinya menolak untuk dikaitkan dengan serangan yang terjadi di ibukota Brasilia.

Pengamat memandang sikap Bolsonaro selama ini justru jadi api penyulut terhadap aksi serangan hari Minggu 8 Januari lalu.

"Jair Messias Bolsonaro adalah orang yang bertanggung jawab atas serangan ini. Dia kerap dipandang sebagai otak di balik ini semua karena beberapa kali dia menyiratkan tindakan semacam ini semasa kepemimpinannya. Dia lebih banyak diam perihal serangan ini dan dia juga tak mengakui kekalahannya. Ini mendorong pendukungnya merasa perlu kudeta," ujar Vinicius Vieira, Analis Politik Brazil.

Wakil Presiden AS, Kamala Harris, menilai ini adalah jelas serangan terhadap proses demokrasi dan tentunya kami mengutuknya.

Presiden Chile, Gabriel Boric, menegaskan penolakan kami terhadap upaya apapun untuk mendestabilisasi presiden sah terpilih Luiz Inacio Lula da Silva.

Presiden Kolombia, Gustavo Petro, mengatakan jalur Amerika Latin menuju demokrasi tak dapat diputarbalikkan.

Bolsonaro hadapi sedikitnya 4 penyelidikan kriminal termasuk diantaranya dugaan penyebaran kebohongan di dalam pemilu. (Hans)