Saud Al Shaalan, Sepupu Putra Mahkota Arab Saudi Serukan Jihad ke Barat

Saud Al Shaalan, Sepupu Putra Mahkota Arab Saudi Serukan Jihad ke Barat

Saud Al Shaalan, Sepupu Putra Mahkota Arab Saudi Serukan Jihad ke Barat
Saud Al Shaalan, Sepupu Putra Mahkota Arab Saudi Serukan Jihad ke Barat
Saud Al Shaalan, Sepupu Putra Mahkota Arab Saudi Serukan Jihad ke Barat

Batam24.com ||  Arab Saudi - Saud Al Shaalan Sepupu dari Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammad bin Salman (MbS), mengancam bakal melancarkan jihad ke Barat menyusul ketegangan antara Arab Saudi dan Amerika Serikat terkait produksi minyak.

Al Shaalan menyampaikan ancaman itu dalam sebuah video. Salah satu yang mengunggah ulang rekaman tersebut adalah pengacara hak asasi manusia Saudi, Abdullah Alaoudh untuk Barat. "Siapapun yang menentang eksistensi kerajaan, kami akan melakukan jihad dan mati sebagai martir," kata Al Shaalan dalam video itu, seperti dikutip dari Middle East Monitor, Minggu (16/10/2022).

Al Shaalan merupakan pemimpin suku dan cucu Raja Abdulaziz, pendiri Arab Saudi. Ancaman dia muncul di tengah ketegangan yang meningkat antara Riyadh dan Washington karena Saudi enggan memenuhi permintaan AS menambah produksi minyak.

Beberapa waktu yang lalu, organisasi negara-negara pengekspor minyak bumi (OPEC) menyatakan bakal memangkas target produksi minyak sebesar dua juta barel per hari. Keputusan ini menuai banyak kritik, salah satunya dari Presiden AS, Joe Biden.

Ia juga menilai Riyadh bekerja sama dengan Moskow untuk mengurangi produksi minyak. "Akan ada konsekuensi terkait apa yang mereka [Saudi] lakukan dengan Rusia," kata Biden, dikutip dari CNN.

Sementara itu, Gedung Putih menyatakan tengah meninjau ulang relasi AS dengan Arab Saudi. Dalam penilaian itu, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS menawarkan sejumlah langkah mencakup menangguhkan penjualan senjata ke Saudi dan membuka litigasi terhadap organisasi itu di Washington.

"Bahwa beberapa pekan ke depan, Saudi menyampaikan kepada kami, secara privat dan publik, perhatian mereka untuk mengurangi produksi minyak, yang mana mereka tahu akan meningkatkan sanksi ke Rusia," kata juru bicara Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby.

Ia kemudian mengatakan bahwa anggota OPEC yang lain mengaku secara pribadi ke AS. "Mereka tak setuju dengan keputusan Saudi, namun, [mereka] terpaksa mendukung keputusan Saudi," kata Kirby mengutip anggota OPEC yang lain.

AS disebut diam-diam mencoba meyakinkan Arab Saudi untuk tidak melakukan produksi minyak. Namun, lobi AS dianggap tak berhasil. Washington lalu menuduh Riyadh, tunduk pada Rusia. 

Rusia dan AS sendiri tengah tegang karena Washington membatasi harga minyak Moskow buntut invasi Rusia ke Ukraina. Harga minyak yang terus melambung bisa mempersulit AS menekan inflasi yang sudah meroket tahun ini. (Red)