Siap Amankan Indonesia, Bea Cukai Buka Operasi Laut Terpadu dan Laksanakan Pemusnahan Barang Ilegal Senilai 10,2 Miliar

Siap Amankan Indonesia, Bea Cukai Buka Operasi Laut Terpadu dan   Laksanakan Pemusnahan Barang Ilegal Senilai 10,2 Miliar
Bea Cukai Buka Operasi Laut Terpadu dan Laksanakan Pemusnahan Barang Ilegal Senilai 10,2 Miliar

Batam24.com l Batam, (07/03/2024) - Dalam rangka menjalankan fungsi pengawasan di bidang kepabeanan dan cukai, 

Pada Kamis (07/03) bertempat di Dermaga Bea Cukai, Tanjung Uncang, Batam, Bea Cukai resmi 

menggelar Operasi Patroli Laut Terpadu Bea dan Cukai Jaring Sriwijaya dan Jaring Wallacea secara 

serentak untuk menjaga wilayah negara Indonesia dari masuknya barang-barang illegal dan berbahaya, 

serta mengamankan keuangan negara sebagai perwujudan dari Patroli Fiskal Bea dan Cukai.

Operasi Patroli Laut Terpadu Bea dan Cukai Jaring Sriwijaya merupakan patroli laut yang dilaksanakan oleh 

beberapa satuan kerja DJBC lintas wilayah di perairan bagian barat Indonesia yaitu perairan Selat Malaka, 

Pesisir Timur Sumatera, Selat Singapura sampai dengan Laut Natuna atau Perairan Kalimantan Barat. 

Sedangkan wilayah operasi Jaring Wallacea meliputi perairan bagian timur Indonesia yaitu perairan 

Kalimantan Bagian Timur, Kalimantan Bagian Selatan, Sulawesi Bagian Utara, Sulawesi Bagian Selatan, 

Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Papua. Perairan tersebut adalah sebagai 

salah satu jalur perdagangan tersibuk di dunia, maka potensi pelanggaran di wilayah tersebut kerap terjadi 

sehingga dibutuhkan extra effort dalam mencegah kemungkinan terjadinya tindakan penyelundupan di 

wilayah tersebut. 

“Pada Operasi Patroli Laut Terpadu Bea dan Cukai tahun 2023 lalu yang beririsan dengan operasi patroli 

laut terkoordinasi PATKOR KASTIMA XXVII, Bea Cukai berhasil melakukan penegahan sebanyak 21 kasus 

baik impor maupun ekspor dengan perkiraan nilai barang sebesar Rp 470,31 miliar dengan potensi kerugian 

negara sebesar Rp 691,07 miliar. Berbagai komoditi yang berhasil dilakukan penegahan di laut adalah 

narkotika psikotropika dan prekrusor, senjata api, BKC hasil tembakau, baby lobster, daging, ballpress, 

bahan bakar minyak, produk kehutanan, spareparts dan barang campuran lainnya,” ungkap Direktur 

Jenderal Bea dan Cukai, Askolani. 

Dari total penegahan laut diatas terdapat penegahan yang menonjol hasil kerja sama DJBC dan POLRI 

yaitu penegahan sarana pengangkut yang membawa 200 kg NPP jenis methampetamine dan 2 pucuk 

senjata api laras panjang di perairan Aceh dengan potensi penghematan pengeluaran negara dari biaya 

rehabilitasi ±Rp 877 Miliar dan jumlah jiwa yang berpotensi diselamatkan sebanyak 1.000.000 jiwa.

Untuk menunjang kegiatan Patroli Terpadu pada tahun ini, Kejaksaan Agung menghibahkan 6 unit HSC 

kepada Kementerian Keuangan yang telah mendapatkan keputusan Keputusan Menteri Keuangan nomor 

7/KM.6/KN.4/2024 tentang Penetapan Status Penggunaan Barang Milik Negara yang Berasal dari Barang 

Rampasan Negara Pada Kementerian Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai tanggal 06 

Februari 2024. Hal ini berawal dari penindakan rokok ilegal sebanyak 5.140 karton dengan barang bukti 

berupa 5 (lima) unit HSC dan 3 (tiga) unit perahu fiber, yang kemudian diusulkan barang bukti berupa HSC 

untuk Penetapan Status Penggunaan (PSP) kepada Kemenkeu cq. DJBC

Sebagai bentuk komitmen konkret dalam melindungi masyarakat dari ancaman barang ilegal, setelah 

upacara pembukaan patroli laut terpadu, Bea Cukai Batam lakukan pemusnahan Barang Menjadi Milik 

Negara (BMMN) hasil penindakan di bidang Kepabeanan dan Cukai periode penindakan tahun 2020 hingga 

2024 berupa pakaian bekas (ballpress), Barang Kena Cukai (BKC) Hasil Tembakau (HT), Minuman 

Mengandung Etil Alkohol (MMEA), barang elektronik, kelengkapan kapal, kasur, sparepart mesin dan 

kendaraan,sex toys serta barang lainnya. Pemusnahan tersebut dilakukan sebagai bentuk komitmen Bea 

Cukai Batam dalam melindungi masyarakat dari barang-barang ilegal atau berbahaya. Acara pemusnahan 

tersebut dilakukan oleh Bea Cukai Batam pada Kamis, tanggal 7 Maret 2024, bertempat di Dermaga Bea 

Cukai, Tanjung Uncang, Batam.

Daftar barang hasil penindakan yang dimusnahkan berupa:

1. Minuman Mengandung etil Alkohol sebanyak 15.209 botol dan 9347 kaleng

dengan total nilai barang mencapai Rp 5.159.413.000

2. Barang elektronik berupa handphone dan laptop berbagai jenis sebanyak 1251 unit

dengan total nilai barang mencapai Rp 2.688.356.000

3. Hasil tembakau sebanyak 2.154.438 batang, 2541 PK, dan 124,8 gram

dengan total nilai barang Rp 1.581.815.600

4. Ballpress sebanyak 344 koli dan 140 PK 

dengan total nilai barang Rp 201.600.000

5. Kelengkapan kapal sebanyak 534 pcs

dengan total nilai barang Rp. 100.720.000

6. Sparepart mesin kendaraan sebanyak 87 pcs 

dengan total nilai barang Rp. 65.100.000 

7. Kasur sebanyak 311 pcs

dengan total nilai barang Rp 62.200.000

8. Sextoys sebanyak 1 PK

dengan total nilai barang Rp 100.000

9. Barang lainnya 

dengan total nilai barang Rp. 357.990.000

Pemusnahan atas BMN hasil penindakan tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang 

berlaku. Sebagai wujud sinergi dan kolaborasi yang baik, acara pemusnahan dihadiri oleh instansi dan 

aparat penegak hukum lainnya, diantaranya Puspom TNI, Polda Kepri, BIN Kepri, Lantamal IV Tanjung 

Pinang, Kejaksaan Tinggi Kepri, Kogabwilhan I, dan KPKNL Batam.

“Sesuai dengan Pasal 33 PMK 178 Tahun 2019, yang mengatur tentang BMN, bahwa BMN dimusnahkan 

dalam hal BMN tidak dapat digunakan, tidak dapat dimanfaatkan, tidak dapat dihibahkan, tidak mempunyai 

nilai ekonomis, dilarang diekspor atau diimpor dan/atau berdasarkan peraturan perundang-undangan harus 

dimusnahkan,” imbuh Askolani.

Barang-barang tersebut merupakan yang berasal dari Barang yang Dinyatakan Tidak Dikuasai (BTD) dan 

Barang yang Dikuasai Negara (BDN) yang telah mendapatkan persetujuan dari Direktorat Jenderal 

Kekayaan Negara (DJKN), melalui Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Batam.

"Kegiatan pemusnahan yang dilakukan oleh Bea Cukai Batam bukan hanya sebagai bentuk penegakan 

hukum, tetapi juga sebagai komitmen konkret dalam melindungi masyarakat dari ancaman barang ilegal. Kegiatan ini tak lepas dari sinergi dan kolaborasi antar instansi terkait yang selalu berkomitmen untuk 

menjaga masyarakat dari peredaran barang ilegal yang dapat merusak kesehatan dan juga merugikan 

penerimaan negara. Dengan dilakukan pemusnahan BMN hari ini diharapkan juga dapat memberikan efek 

jera dan menekan terjadinya pelanggaran yang serupa," pungkas Askolani.

(Rara)