Turki Mempererat Hubungan Dagang Dengan Rusia, Abaikan Sanksi Negara Barat
Turki Mempererat hubungan dagang dengan Rusia di tengah sanksi negara Barat kepada Moskow.
BATAM24.COM / /Internasional - Turki Mempererat hubungan dagang dengan Rusia di tengah sanksi negara Barat kepada Moskow. Pada Senin (29/8/2022).
Dikutip dari VOA Indonesia, Presiden Turki membutuhkan dukungan dari Rusia untuk meningkatkan ekonomi negaranya menjelang pemilu di Turki tahun depan.
Rusia mengirimkan 5 milyar dolar ke Turki dan dilaporkan akan ada tambahan dana 10 milyar yang akan dikirim dalam beberapa pekan kedepan.
Dana ini disambut baik oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang pencalonan kembalinya pada pemilu 2023 dibayangi melemahnya mata uang Turki dan inflasi yang mencapai hampir 80 persen.
Pengamat dari Blue Asset Management Timothy Ash mengatakan Turki bisa jadi mendapat imbalan dari Rusia dan membantu Rusia menghindari sanksi dari Barat menurunkan inflasi dan membantu Erdogan menang pemilu Turki tahun mendatang.
Meski Turki merupakan anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Erdogan menolak untuk ikuti langkah negara-negara Barat menjatuhkan sanksi ke Rusia atas serangannya ke Ukraina.
Jurnalis VOA Virginia Gunawan mengatakan Turki meningkatkan 2 kali lipat impor minyak dari Rusia. Turki dan PBB juga menengahi perjanjian ekspor gandum Ukraina ke pasar global dengan pusat pemantauan kapal yang masuk keluar perairan Ukraina di Istanbul.
Virginia juga mengatakan Erdogan mengklaim keberhasilan perjanjian ini karena kedekatannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Erdogan bisa jadi sekutu berharga Putin menurut pengamat soal sanksi ekonomi.
Maria Shagina dari Internasional Institute For Strategic Studies mengatakan Turki secara de facto telah menjadi kesatria hitam. Dalam literatur akademis ini Rusia melihat Turki dari sudut pandang itu, bahwa Turki akan berguna untuk mengembangkan hubungan ekonomi ketika perusahaan dari Barat lari dari Rusia.
Analis juga memperingatkan akan adanya kemungkinan Putin berupaya untuk meningkatkan ketergantungan Erdogan pada Rusia guna menghindari sanksi Barat terkait teknologi dan ini akan menempatkan Turki pada posisi yang Sulit.
"Menurut saya, pengubah keputusan akan bergantung pada transaksi teknologi tinggi. Sepahaman saya saat ini, pihak sipil dan militer Rusia tidak dapat akses ke teknologi tercanggih dan ini menghantam jalur pasokan mereka. Jika perusahaan Turki nekat mengekspor ulang produk teknologi tinggi terlarang ke Rusia, maka itu akan membuat Turki dikenai sanksi," ujar Atilla Yesilada dari Global Source Partners. (red)