Upaya Pencegahan Stunting di Batam: BKKBN Kepri Gelar Pemeriksaan Kesehatan untuk Calon Pengantin

Upaya Pencegahan Stunting di Batam: BKKBN Kepri Gelar Pemeriksaan Kesehatan untuk Calon Pengantin
BKKBN Kepri Gelar Pemeriksaan Kesehatan untuk Calon Pengantin

Batam24.com | Batam, BKKBN Kepri – Dalam rangka mencapai target nasional sebesar 14% pada tahun 2024, upaya pencegahan stunting terus digalakkan. Hal ini sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 dan Peraturan BKKBN Nomor 12 Tahun 2021 yang menekankan pentingnya intervensi sensitif dan spesifik untuk calon pengantin (Catin) melalui pemeriksaan kesehatan, pendampingan kesehatan reproduksi, dan edukasi dini.

Pada Kamis (20/6), sebanyak 150 calon pengantin di Kota Batam mengikuti pelayanan dan pengukuran kesehatan di Kantor Perwakilan BKKBN Kepulauan Riau. Acara ini dihadiri oleh Asisten I Pemerintah Kota Batam Drs. Yusfa Hendri, M.Si, Direktur Pelayanan KB Wilayah Khusus dr. Fajar Firdawati, MKN, serta perwakilan dari Direktorat Lini Lapangan dan Dinas PP, PA Dalduk, dan KB Kota Batam.

Baca Juga : Menhan Prabowo Subianto terima penghargaan tanda kehormatan bintang bhayangkara utama polri

Para pemateri dari POGI Kota Batam, dr. Rinta, SpOG, dan Kantor Wilayah Agama Kota Batam, H. Masnur, S.Ag, M.H.I, memberikan sosialisasi pencegahan stunting kepada calon pengantin. Materi yang disampaikan meliputi pengetahuan tentang gizi, kesehatan, dan cara mencegah kelahiran anak stunting.

Asisten I Pemerintah Kota Batam, Drs. Yusfa Hendri, M.Si, dalam sambutannya mengatakan, “Catin diukur lingkar lengan atas, kadar Hb, dan dicek indeks massa tubuhnya. Ini merupakan deteksi awal untuk mengetahui kondisi anemia.” Beliau juga menekankan pentingnya fokus pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) untuk mencegah stunting.

Kepala Perwakilan BKKBN Kepulauan Riau, Rohina M Si, menyampaikan bahwa pemeriksaan dan edukasi untuk calon pengantin dilakukan sejak tiga bulan sebelum pernikahan sebagai upaya pencegahan stunting dari hulu. “Hasil pemeriksaan akan dicatat pada Aplikasi Elsimil, dan jika hasilnya belum sesuai, akan dilakukan pendampingan oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK) hingga kondisi Catin atau Calon Pasangan Usia Subur (PUS) tersebut siap untuk hamil,” jelasnya.

Cyndi Putri (28), salah satu peserta yang akan melangsungkan pernikahan pada bulan September mendatang, menyampaikan, “Dengan mengikuti kegiatan ini, saya menjadi lebih sadar akan pentingnya kesehatan sebelum menikah, khususnya tentang pencegahan stunting. Selain itu, kami juga didampingi oleh Penyuluh KB dan mendapatkan sertifikat Elsimil yang memberikan rasa aman dan tenang bagi saya pribadi,” tuturnya.

Upaya ini diharapkan dapat membantu menurunkan angka stunting di Indonesia dan menciptakan generasi yang lebih sehat dan cerdas.

(IB)